Sebagai bapak-bapak , aku sebenarnya selalu merasa bersalah
karena gak pernah mendongeng seperti bapak-bapak di dalam film. Mendongengkan
kisah pahlawan, kisah nabi, kisah-kisah teladan pada anak, kemudian anak
ngantuk, diselimutin, matikan lampu, terus akunya pacaran sama istri. Eh,
bukan,bukan gitu.
Ya cerita biasa terus anakku bilang, “Ayah, makasih udah cerita”
terus aku bilang, “ oke, selamat tidur, baca do’a dulu ya”. Maunya sih gitu.
Malam ini aku mau cerita. Cerita tentang dinosaurus. Anakku
menyambut antusias. Begini ceritanya ;
“Pada suatu
hari,” aku mulai cerita.
“Ada dinosaurus kecil dan item, giginya bolong-bolong kebanyakan makan permen” kataku lagi
“Terus ayah dinosaurus pulang dari hutan, hai dino, maukah ayah gigit tanganmu?”
“o, boleh ayah” kata dinosaurus kecil
“Ada dinosaurus kecil dan item, giginya bolong-bolong kebanyakan makan permen” kataku lagi
“Terus ayah dinosaurus pulang dari hutan, hai dino, maukah ayah gigit tanganmu?”
“o, boleh ayah” kata dinosaurus kecil
Terus anakku menangis gegara aku gigit beneran. Istriku
mengomel, aku sibuk mendiamkan anakku yang gak mau tidur dekat aku. Jadi
bapak-bapak seperti di film ternyata gagal akibat terlalu menjiwai cerita.
Besoknya aku gini ; “Ibang, ayah mau cerita lagi, pada suatu
hari…”
Gak mau, nanti ayah gigit Ibang lagi!
Tangerang, hari minggu
yang banyak kue dan mendungnya yang keren.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar