Pernah gak dibully gegara nama?
Aku pernah. Namaku yang mengandung doa terbaik suka di plesetkan dengan bodoh oleh orang-orang.
Kabar baiknya, telingaku sudah terbiasa, sehingga setiap bully yang tertuju
padaku, aku anggap angin. Tidak pernah masuk ke hati. Padahal hatiku seluas
samudra lho. Kalo buat cuma buat angin sih cukup, apalagi buat kamu.
Ada sih orang tua yang masih suka
memberi nama anaknya dengan nama-nama old skull. Nama-nama jaman kakekku,
ternyata hari ini masih ada yang memakai untuk anaknya yang lahir jaman tahun
dua ribu sekian-sekian. Berpeluang di bully di sekolah. Entahlah, mungkin
memang mengandung doa, harapan atau cuma sekedar pengingat. Ada yang lahirnya
hari Rabu, lalu diberi nama Rebo. Lahirnya bulan Maulid, diberi nama Mulud. Lahir
Februari diberi nama Febri. Ada juga yang lahirnya Desember, tapi diberi nama
Febri. Karena bikinnya bulan Februari.
Ada yang namanya keren kek nama
pesawat, namanya Boeing. Ternyata singkatan Rebo pahing. Ada juga pas lahir
baru dapat warisan tanah. Anaknya diberi nama Siti Rahayu. Siti artinya tanah,
rahayu awet. Biar tanah warisannya awet. Terus tanahnya disemen.
Di Jawa Tengah, kebanyakan
memakai nama Su—o, misalnya Sukarno, Suharto, Susilo, Suprapto, Sunaryo untuk
laki-laki. Untuk perempuan tinggal ganti huruf ‘O’ jadi ‘I’. Atau nama Slamet
dan Sugeng, nama ini sudah jadi domain publik. Ada di tiap RT di seantero Jawa
Tengah dan sebagian Jawa Timur. Apalagi yang namanya Agus, buanyak bingit. Sorry
ya gus, gus gus.
Kalau orang Jawa Barat memberi
nama anak, kebanyakan namanya diulang. Depannya nama imut, belakangnya nama
asli. Maman Suparman, Ajat Sudrajat, Atik Saryati, Dudung Abdullah, Ubed
Zubaidah, tapi ada juga yang nekat, namanya benar-benar diulang, misalnya
Herman Suherman.
Untuk di luar pulau Jawa,
biasanya nama belakangnya di sematkan nama marganya. Seperti orang Batak dan
Minang misalnya. Malah kadang-kadang nama aslinya jarang yang tahu. Hanya
disebutin nama marganya saja.
Era tahun 2000-an, banyak orang
tua muslim memberi nama anakanya dengan nama, Farhan, Fahira, Yumna, Aqilah, Zilan,
Fawaz, Zidan, Salsabilah, Nabilah jeketi forti eit. Pokonya nama-nama sejenis
itu. Mereka mengambilnya dari buku Nama-nama
bagus untuk anak anda, harganya lima belas ribu, tapi sekarang sudah habis, download aja sih.
Ada juga yang pakai nama-nama
bule. Nama bule itu sebenernya aneh untuk lidah kita. Misalnya namanya James,
dieja gini ; Je-a-em-e-es, Jems. Atau George, dieja gini ; Ge-o-er-ge, Jos!
Roso, roso!. Atau Angel, dieja ; A- en-ge-e-el, Enjel.
Kalu aku pribadi sih suka
nama-nama yang very very old skull gitu. Seneng nama-nama Jawa Kawi, jawa kuno,
pas jamannya masuk Borobudur belum pakai karcis. Sebelum jamannya Kabupaten Jekerdah
gubernurnya masih Jan Pieterson Coen. Dulu,dulu banget. Nama-nama seperti ; Agni,Gita,Tyas, Wibi, Sigro,
Rasendria, pokoknya yang sejenis itu,
dulu ada yang jual bukunya, harganya delapan belas ribu, bonus plastik item. Sekarang
mah tinggal download. Guuuugel gitu.
Belakangan malah ada nama-nama
oplosan. Dapat dari buku Nama-nama bagus
untuk anak anda yang harganya tujuh belas ribu lima ratus. Ada versi Arab,
Eropa, dan Jawa Kuno terus dioplos. Ada yang terdengar bagus, artinya bagus,
ada yang terdengar konyol tapi artinya bagus atau ada yang terdengar aneh,
artinya pun enggak banget. Atau nama hari lahir dan bulan lahir digabung, misalnya
Tusor Segrib Blasnov. Terdengar seperti nama-nama Eropa timur. Padahal
singkatan dari Sabtu sore sebelum maghrib
sebelas November. Ada juga sih yang namanya ngegemesin, sengegemesin
orangnya.
Kalo Shakespeare masih ngomong
Apa arti sebuah nama? Suruh bangun lagi, kasih tahu, iya arti adalah sebuah
nama, lengkapnya Arti Sunarti, orang Tasik.
Pinsiltempur, november yang hujan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar