Rabu, November 12, 2014

Musim hujan, musim jatuh cinta


Perempuan harus memahami laki-laki sehingga membolehkan laki-laki poligami. Laki-laki harus memahami perempuan sehingga dia tidak melakukan poligami” --------Pidi Baiq

Cuma mau bilang, postingan kemarin aku cerita tentang November yang belum hujan, kali ini aku mau cerita tentang arti November bagiku. November artinya tambah tua. Tambah satu garis keriput dan berkurangnya jatah eksis di dunia fana ini.

Aku pernah bikin kalender yang isinya banyak tanggal merah, dan akhir tahun gini aku juga pengen bikin lagi. Nanti akan aku beri keterangan tentang libur apa saja itu. Kalau orang bule bikin libur musim dingin dan musim panas, aku pengen bikin ada libur musim hujan, libur musim kemarau, libur musim durian, libur musim rambutan, libur musim sawo, libur musim mangga, libur musim kawin juga libur musim jatuh cinta.Selain libur-libur resmi yang sudah ditetapkan pemerintah.

Eh, ngomong-ngomong jatuh cinta, perasaan aku belum pernah memposting tulisan tentang cinta secara khusus. Pengen nulis, ah. Mumpung lagi musim jatuh cinta.
Cinta, sebuah kata yang pendek tapi sudah pernah ditafsirkan oleh sekitar tiga milyar tujuh ratus tujuh puluh tiga juta enam ratus dua puluh satu ribu empat ratus lima puluh tiga penduduk dunia. Termasuk aku. Sisanya masa bodoh. Sisanya lagi masa sih bodoh. Sisanya lagi bodoh sih, masa? Terus ada sekitar dua milyar puisi cinta yang tercipta, termasuk punya kamu. Terus ada ratusan ribu grup band yang pernah nyanyi lagu cinta. Termasuk Kangen Band, termasuk Jeketi fortieij yang unyu-unyu ituh. Termasuk Raisa, termasuk Citra Scholastika.

Menurutku sih, menurutku lho ya, ada beberapa tahapan cinta. Pokoknya cekdisout deh kamunya.

Jatuh hati
Ini perasaan awal yang tumbuh karena melihat keindahan yang tampak diseberang sana. Bisanya sih lawan jenis. Kalimat ‘jatuh cinta pada pandangan pertama’ menurutku sih gak mungkin. Bohong. Itu Cuma jatuh hati. Rata-rata kita mengalami gejala ini lebih sering. Perasaan kangen karena lihat mata, hidung dan bibir yang indah menyatu, atau lihat senyum yang membuat kita gak mampu berdiri sempurna atau lihat mata yang bikin jantung ini berdetak beberapa kali lebih kencang. Itulah kekuatan pesona yang tertangkap oleh indera kita. Bahkan ketika bilang ‘gak ngerti deh, rasanya gw mulai tertarik deh sama dia’, ‘anjret, idungnya bagus banget’, atau ‘matanya, matanya kok bisa indah kek gitu sih, boleh di bawa pulang gak?’ itu artinya hati kamu tahu lebih banyak, tapi otak kamu tidak cukup perbendaharaan kata untuk menjelaskan fenomena itu. Itulah jatuh hati, awal ketertarikan kamu terhadap lawan jenis yang serta merta kamu sebut sebagi jatuh cinta. Aku sering mengalami hal ini. Kamu juga kan? Yekan, yekan?

Jatuh cinta
Inilah level kedua yang mulai menggoyangkan seluruh indera. Pada tahap ini kamu sudah mulai terperangkap pada kuku-kuku tajamnya yang berkuteks indah. Segala sanjung puji, perhatian, dan kasih sayang, jalan beriring dengan cemburu, curiga dan katakutan akan kehilangan. Pada level ini, berhamburan kata ‘tapi’. ‘item sih, tapi perhatian banget’, atau ‘pesek sih, tapi ngegemesin’, ‘galak sih, tapi gimana lagi, aku takut kehilangan’. Ada lebih dari seribu pembelaan, juga ada lebih dari seribu penghakiman.

Membangun cinta
Inilah level paling emejing dalam dunia percintaan. Gini, aku pernah menyandang status paling dibully nomer dua di Indonesia. Ya, aku pernah jomblo. Tapi high quality. Kamu pernah denger kalimat ‘jodoh ditangan Tuhan’? kamu tahu siapa yang di tangan Tuhan itu? Itu aku. Becanda deng.
Aku Cuma pengen cerita kalau banyak sekali pernikahan yang awalnya dibangun tanpa cinta terlebih dulu. Tiba-tiba entah bagaimana caranya, eh, tunggu dulu, kalimat ‘entah bagaimana caranya’ adalah cara kerja takdir. Disana ada kesulitan, ada keajaiban, ada  dukungan semesta yang membuat segala sesuatunya menjadi mudah. Ya, entah bagaimana caranya, tiba-tiba terjadi pernikahan. Pernikahan yang tanpa jatuh hati, tanpa jatuh cinta.

Tapi disanalah lahan untuk membangun cinta terhampar. Dengan pondasi janji suci dengan Allah. Menikah dulu baru bisa mengenal, menikah dulu baru pacaran. Menikah dulu baru jatuh hati. Menikah dulu baru jatuh cinta. Bahkan momen tambah keriput, muncul kerut halus, tanda-tanda penuaan adalah elemen-elemen penguat cinta.

Bagiku, kerut halus dan tanda-tanda penuaan yang muncul di wajah istriku, mampu menaikkan level cintaku padanya beberapa strip. Cemburu dan curiga adalah dua hal yang hampir-hampir tidak kami amalkan. Buat apa coba, buat apa kok coba-coba.

Oke, itu beberapa pendapatku. Diluar masih gerimis. Kopiku sudah habis, anak istri sudah tidur. Murottal di komputer sudah sampai Al-Mulk.  Biar, biar adem. Adem di luar adem di dalam. Empat buah buku yang dibelikan istriku sebagai hadiah ulang tahun baru dibaca satu, masih tiga lagi. Sekarang sedang minum air putih. Biar bolak-balik kamar mandi. Sebentar lagi tidur biar Allah gak sia-sia bikin malem.

Selamat buat yang sedang jatuh hati, yang sedang jatuh cinta dan yang membangun cinta.

Beidewei, quote diatas itu buat apa? Eh iya, itu cuma ngingetin bahwa terkadang kita bermain api. Nah quote dia atas bisa kita pakai, kita amalkan. Jadi, kalo gak quote, tinggal lambaikan tangan ke kamera.

---Tempur Supinsil---
Berkali-kali jatuh hati, dua kali jatuh cinta, sedang membangun cinta



4 komentar:

Unknown mengatakan...

suka sama quote nya ...
tapi klo yg blm pernah ngerasain jatuh cinta gimana tuh ??

pinsiltempur mengatakan...

emang ada gituh?

Sahroji mengatakan...

Aku udah ngalamin semuanya!! dan semuanya itu ibarat menang lotree, bikin ketagihan,

pinsiltempur mengatakan...

anjreeeeeeet hahahahahah